Tribratanews.sumut.polri.go.id – Kapolri Jenderal Prof Dr. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A, Ph.D, dan Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto S.I.P melaksanakan kunjungan ke wilayah Sumatera Utara. Kapolri dan Panglima TNI beserta didampingi staff dan rombongan memberikan pengarahan didepan ribuan personil TNI dan Polri pada hari Kamis,19 April 2018 Pukul 19.30 Wib s/d selesai, bertempat di Hotel Santika Dyandra, Medan.
Kegiatan ini dihadiri oleh Pangdam l/BB, Mayjen TNI Ibnu Triwidodo, SIP, Pangkosek Hasudnas III, Marsma TNI Ir. Tri Bowo Budi Santoso, MM, M.Tr, Kasdam I/BB, Brigjen TNI Teuku Benny Firmansyah, Danlanud Soewondo, Kolonel PNB Daan Sulfi, S.Sos, M. Si
Turut hadir mendampingi Kapolri dalam kegiatan tersebut, Kapolda Sumut Irjen Pol. Drs. Paulus Waterpauw, Wakapolda Sumut, Irwasda Polda Sumut, PJU Polda Sumut, Kapolres/tabes sejajaran Polda Sumut serta para personil gabungan TNI-Polri, Perwira, Bintara, Tamtama sebanyak 3.500 Orang.
“Khusus jumlah personil Polri yang hadir sebanyak 1.000 orang,” jelas Kabid Humas Polda Sumut Kombes Pol. Dra. Rina Sari Ginting.
Kegiatan diawali Pengarahan oleh Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto S.I.P yang menyampaikan terimakasih kepada seluruh personil TNI dan Polri karena mampu memberikan darma bakti terbaik kepada ibu pertiwi yang sangat kita cintai. Hal ini terbukti dengan terwujudnya sinergi, soliditas dan solidaritas antara TNI-Polri dengan pemerintah daerah, tokoh agama dan tokoh masyarakat, sehingga mampu mencegah potensi timbulnya permasalahan yang dapat menyebabkan gangguan keamanan di wilayah dan hasilnya sekarang dapat terasa bahwa situasi di wilayah Sumut dalam kondisi kondusif.
“Rakyat merasa tenang dalam menjalankan kehidupan dan seluruh stake holder dapat menjalankan tugas dengan lancar. Saya bangga dengan kalian semua. Hal ini tak terlepas dari semua disiplin dan loyalitas personil yg berpegang teguh terhadap perintah pimpinan,” kata Panglima didepan ribuan personil TNI Polri yang hadir.
Panglima mengungkapkan saat ini dunia cepat berubah, kita lihat bahwa dinamika global diwarnai dengan berbagai permasalahan dan antisipasinya demikian pula dengan dampaknya.
“Kita sedang mengalami perang ganda sehingga kita susah memprediksi ancaman mana yang harus kita hadapi, karena itu semua ancaman yang terjadi dan nyata adanya. Salah satu ancaman yang sedang menimpa Indonesia yaitu Uni Eropa tidak mau menerima hasil kelapa sawit CBO yang sedang berusaha menyelamatkan usaha tani mereka,” ujar Panglima.
Panglima mengatakan saat ini Dunia tengah memasuki revolusi industri, dimulai bermunculan berbagai teknologi informasi yang ditandai perkembangan digitalisasi. Dahulu manusia mengenal tenaga uap yang dilanjutkan dengan perubahan industri menggunakan listrik dilanjutkan dengan kemajuan teknologi.
“Saat ini kita juga memasuki perubahan generasi keempat yaitu generasi digitalisasi. Semua sekarang berubah, manusia menginginkan apapun dapat terwujud melalui digital, dengan perkembangan ilmu teknologi memiliki sisi negatif yaitu ancaman global yaitu ancaman cyber crime, ancaman biologi,” ujarnya.
Indonesia saat ini menghadapi tiga ancaman cyber, yaitu ancaman korupsi, narkoba, intoleran dan hoax. Ancaman biologi dapat berupa penyebaran penyakit seperti difteri atau virus yang dikembangkan dan dilepas dengan tujuan perkembangan penyakit.
Panglima menerangkan Negara yang dapat mendapatkan energi sebanyak-banyaknya adalah negara yang menguasai teknologi yang tidak memerlukan lahan luas, namun dapat memproduksi bahan makan dalam jumlah banyak.
“Pada tahun 2018 kita akan melaksanakan pesta demokrasi Pilkada serentak di 171 wilayah dan 2019 kita akan melaksanakan tahapan pemilu Pileg dan Pilpres. Dari ketiga ancaman dapat digunakan oknum tertentu pada saat pesta demokrasi untuk melaksanakan kampanye hitam pergerakan massa dengan teknologi informasi dan kita sebagai TNI-Polri harus tetap menjaga netralitas,” pesan Panglima.
Panglima mengingatkan saat ini yang harus diantisipasi yaitu ancaman cyber seperti berita hoax, kampanye hitam dan aksi mobilisasi massa. Namun ingat jejak digitalisasi tidak dapat dihapus, sehingga apabila menggunakan hal seperti itu kita mampu untuk mentracking.
“Saya panglima TNI dan Kapolri bersama personil akan melaksanakan pengamanan distribusi logistik, kampanye, pemungutan suara, serta timbulnya konflik sengketa hasil pemungutan suara. Perlunya koordinasi dengan instansi lainnya. Hal yang tak kalah penting yaitu netralitas, TNI-Polri yang harus terus memegang teguh netralitas,” tutur Panglima TNI.
Jati diri TNI-Polri harus dipegang dan telah dibagi buku saku untuk dipedomani. Apabila ada yang melakukan pelanggaran terhadap netralitas tentu ada sanksinya. Karena apabila pesta demokrasi berjalan dengan baik, maka suatu kebanggan bagi kita.
“Pilkada 2018 dan tahapan Pilpres 2019 harus sukses. Jadikan tugas yang kita laksanakan sebagai ladang ibadah. Perlu kita ketahui saat ini TNI-Polri masih mendapatkan kepercayaan tinggi dari masyarakat dalam hal mengamankan bangsa Indonesia. Untuk itu personil harus mampu menjaga nama baik dari masing masing instansi,” ujarnya.
Dalam kesempatan tersebut, Panglima TNI memberikan atensi dan harapan kepada seluruh personil TNI Polri untuk menjaga kepercayaan rakyat kepada TNI Polri jangan sampai dirusak oleh oknum tidak bertanggung jawab. Salah satu kegiatan yang dapat menurunkan kepercayaan masyarakat yaitu kegiatan pelanggaran disiplin. Panglima juga meminta personil untuk melakukan deteksi dini dan cegah dini terhadap keamanan negara.
TNI-Polri sebagai aparat negara harus berdiri tegak di atas semua golongan dan harus mampu menjadi perekat kemajemukan dengan tulus dan ikhlas tidak mudah menyerah.
“Agar pimpinan dapat dekat dan menyatu dengan anak buahnya. Jaga dan pelihara soliditas dan solidaritas TNI Polri, sehingga terjalin hubungan baik antar individu. Laksanakan tugas dengan baik, semoga yang saya sampaikan dapat dipedomani, selamat bertugas ,” ujarnya.
Selanjutnya pengarahan oleh Kapolri Jenderal Prof. H. Muhammad Tito Karnavian, M.A, Ph.D menyampaikan kebanggaan bagi Kapolri untuk dapat meningkatkan solidaritas antara TNI-Polri. “Pentingnya soliditas dan solidaritas TNI-Polri, karena itu adalah pilar utama keutuhan NKRI, dan kita semua adalah bagian dari itu.
Setiap individu disetiap organisasi mempunyai peran yang sama, Indonesia ini adalah suatu negara dan harus kita topang bersama agar Indonesia ini tetap berdiri, karena itu setiap anggota harus peduli.
“Kita harus memahami Indonesia ini walaupun kita tidak berpolitik, tapi kita harus tahu politik di Indonesia ini untuk tetap menjaga keutuhan negara ini. Saat ini kita menghadapi situasi non liberalisasi karena instrumen militer akan dapat berubah mungkin tidak lagi dengan perang fisik tetapi dengan digitalisasi, karena pertarungan utama sekarang adalah pertarungan ekonomi,” ungkapnya.
Terkait digitalisasi tersebut, Cyber media ini bisa memecah belah bangsa, seperti yang terjadi di Suriah, di Indonesia ini pengaruh cyber media sangat luar biasa, kalau tidak dapat dipahami dapat menyebabkan tanpa disadari ikut menyebarkan informasi hoax.
“Untuk itu kita harus melakukan inovasi dengan kemampuan cyber seperti meningkatkan sektor energi, banking system, memiliki kesatuan komando, karena itu kita harus menanamkan NKRI harga mati. Kekuasaan ada di tangan rakyat, karena itu kita harus dipercaya oleh masyarakat,” pesan Kapolri.
Survei menunjukkan 3 lembaga dipercayain publik adalah; 1. TNI, 2. KPK, 3. Polri.
“Artinya TNI-Polri dipercayakan oleh masyarakat untuk menajaga NKRI, karena itu kita harus menjaga soliditas TNI-Polri,” ujar Kapolri.
Kapolri kemudian melanjutkan, syarat negara menjadi dominan antara lain populasi yang besar, SDA yang berlimpah, Wilayah yang sangat besar; karena itu Indonesia masuk di kriteria negara yang dominan, tetapi mempunyai syarat pertumbuhan ekonomi di atas 5%, stabilitas politik dan keamanan.
“Politik adalah pertarungan kekuasaan, kekuasaan cenderung untuk menyimpang, sekali dia menyimpang dia akan kehilangan kepercayaan publik karena itu kita harus tetap menjaga kepercayaan publik. TNI-Polri mempunyai harapan besar untuk menopang Indonesia untuk memajukan Indonesia nantinya,” ujarnya.
Kapolri mengingatkan system politik yang sudah berjalan biarkan berjalan, TNI-Polri harus tetap menjaga netralitas karena netralitas adalah salah satu hal yang besar untuk mendapatkan kepercayaan publik.
“Harapan masyarakat sangat besar kepada TNI-Polri untuk menjaga stabilitas keamanan di Indonesia. Tolong dijaga sinergitas antara TNI-Polri untuk benar-benar dilaksanakan,” pesan Kapolri.
No comments:
Post a Comment
Sesuai Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 tentang PEDOMAN DASAR STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PEMOLISIAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS POLRI.
Undang - undang No. 14 Tahun 2008 tentang KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK.
Menjalin Kemitraan (partnership and networking) adalah segala upaya membangun sinergi dengan potensi masyarakat yang meliputi komunikasi berbasis kepedulian, konsultasi, pemberian informasi dan berbagai kegiatan lainnya demi tercapainya tujuan masyarakat yang aman, tertib dan tenteram.
Silahkan sampaikan informasi, masukan, usul dan saran untuk mencapai citra Polri yang dicintai masyarakat.
Salam Persaudaraan!