Tuesday, 8 July 2014

Simulasi Gultor TNI dan Polri dalam rangka pengamanan Pilpres 2014

Tidak puas dengan hasil Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, segerombolan massa pendukung salah satu calon presiden (capres) yang kalah tidak terima dengan hasil tersebut. Mereka melakukan perlawanan dengan menyerang dan menguasai Kantor Wali Kota Medan, Senin tanggal 7 Juli 2014. Selain pegawai dan sejumlah pejabat teras Pemko Medan yang menggelar rapat di lantai 4 disandera. Jika tuntutan mereka tidak dipenuhi, satu persatu sandera akan dihabisi. Dengan menggunakan senjata api laras panjang, gerombolan teroris berhasil menguasai Kantor Wali Kota setelah menembak mati beberapa petugas Satpol PP yang tengah berjaga di bagian depan.

Suara tembakan itu menyebabkan kondisi sekitar Kantor Wali Kota dan Palladium Plaza sangat mencekam.  Baik pegawai maupun pengunjung langsung berhamburan keluar gedung untuk menyelamatkan diri. Sedangkan pegawai yang tidak berhasil melarikan diri, mereka dengan mimik wajah ketakutan hanya bisa pasrah disandera para teroris yang berhasil masuk Kantor Wali kota dari berbagai penjuru. Selanjutnya, para pegawai bersama sejumlah pejabat yang tengah rapat di lantai 4 pun ditawan dan disandera guna memuluskan tuntutan para teroris.

Aksi gerombolan ini sempat dilaporkan kepada pihak kepolisian. Dengan cepat pihak kepolisian menurunkan dua anggotanya mengedarai sepeda motor untuk mengecek kebenaran laporan tersebut. Begitu hendak memasuki halaman depan Kantor Wali Kota, mereka langsung disambut tembakan dari para teroris. Demi keamanan, kedua aparat kepolisian ini pun langsung meninggalkan lokasi. Tak lama berselang sejumlah pasukan sniper diturunkan. Mereka ditempatkan di sejumlah titik, ada di Gedung DPRD Medan, Paladium Plaza, dan Grand Aston City Hotel. Mereka pun siaga penuh menunggu perintah untuk melakukan tembakan mematikan. Sementara itu, sejumlah teroris terlihat siaga dengan senjata api laras panjang di depan halaman Kantor Wali Kota dan bagian atas lantai 4.

Pimpinan teroris kemudian minta ditemukan dengan Gubsu, Pangdam I/BB maupun Kapoldasu. Selain itu dia juga minta hasil Pilpres 2014 dibatalkan dan disediakan 1 unit helikopter untuk meninggalkan lokasi. Jika tuntutan ini tidak dipenuhi dalam waktu 5 menit, satu persatu sandera akan dihabisi. Permintaan itu disetujui. Bersamaan itu pasukan gabungan anti teroris TNI dan Polri pun merapat mendekati Kantor Wali Kota. Merasa permintaannya dianggap main-main, pimpinan teroris kemudian mengeksekusi salah seorang sandera dengan tembakan dan membuang mayatnya dari jendela lantai empat. Kondisi semakin mencekam. Untuk menghindari terjadinya korban jiwa dari kalangan sipil, baik arus lalu lintas yang melewati Kantor Wali Kota ditutup, sedangkan pengunjung Paladium Plaza diminta untuk keluar dan meninggalkan lokasi. Tak lama berselang satu unit helikopter tiba di lokasi berisikan sejumlah pasukan TNI. Bersamaan itu  sniper pun melepaskan tembakan melumpuhkan sejumlah teroris yang siaga di bagian atas lantai 4.

Setelah itu masuk mobil Anoa milik TNI dan Baracuda milik Brimob Polda Sumut diiringi pasukan gabungan TNI dan Polri. Setelah melumpuhkan beberapa teroris di depan, mereka pun selanjutnya memasuki Kantor Wali Kota setelah meledakkan pintu kaca yang dikunci dari dalam oleh para teroris. Seiring dengan itu pasukan TNI turun dari helikopter dengan menggunakan tali dan mendarat di bagian atas lantai 4.  Dengan cepat aksi pembebasan sandera pun dilakukan tim gabungan TNI dan Polri  setelah berhasil melumpuhkan para teroris.
Usai  membeaskan para sandera, tim gabungan TNI dan Polri melakukan streilisasi (pembersihan). Dalam pembersihan ditemukan ada benda mencurigakan yang diduga sebagai bom. Benda mencurigakan itu selanjutnya diamankan dan ditempatkan dalam mobil khusus Tim Jihandak dan kemudian diledakkan.

Tak lama berselang, tim identifikasi jenazah pun datang. Selain mengindentifikasi bom jenis bom rakitan, mereka juga melarikan jenazah para korban maupun yang mengalami luka-luka ke rumah sakit untuk mendapatkan pertolongan. Semua adegen ini terekam dalam simulasi latihan gabungan TNI dan Polri dalam rangka pengamanan Pilpres 2014 yang digelar di  Kantor Wali kota Medan. Simulasi ini turut dihadiri Gubsu Gatot Pujonugroho, Pangdam I/BB Mayjen TNI Istu Hari S, Kapoldasu Irjen Pol Syarief Gunawan, unsure Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Sumut dan Kota Medan, Wali Kota Medan Dzulmi Eldin serta sejumlah pejabat utama dari Kodam I/BB maupun Kodam I/BB.

Sebelum simulasi latihan gabungan anti teror ini digelar, diawali dengan apel kesiapan yang dipimpin langsung Kapoldasu Irjen Pol Syarief Gunawan diikuti dengan pemeriksaan seluruh pasukan. Dalam arahannya, Kapoldasu mengatakan latihan Anti terror gabungan TNI dan Polri ini dilaksanakan dalam rangka pengamanan Pilpres 2014.

Kapoldasu berharap pelaksanaan Pilpres 2014 dapat berjalan dengan baik dan lancar tanpa ada gangguan sedikitpun. Seluruh instansi terkait saling bersinergi dalam memberikan rasa aman dan nyaman. Apalagi dalam memberikan pengamanan kali ini punya tantangan tersendiri, sebab berlangsung di bulan puasa. Kapoldasu menambahkan, pihaknya menurunkan dua pertiga dari kekuatan seluruh Polres dan Polsek di Sumut. “Jika dibutuhkan, kita akan menurunkan seluruh personel yang ada,” tambahnya.

Sementara itu, menurut Pangdam I/BB Mayjen TNI Istu Hari S, latihan ini digelar untuk menciptakan soliditas TNI dan Polri. Sejauh ini berdasarkan pantauan TNI dan TNI, kondisi keamanan di Sumut jelang pelaksanaan Pilpres 2014 masih aman dan terkendali. Dalam melakukan pengamanan, Pangdam mengaku akan menurunkan 3.000 personel dan cadangannya 2.300 personel, sedangkan sisanya siap di setiap unit.

Sedangkan Wali Kota Medan Dzulmi Eldin berharap kesiapan aparat TNI dan Polri dalam memberikan pengamanan pada pelaksanaan Pilpres 2014 bisa menjadikan masyarakat untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban, sehingga Kota Medan yang dicintai ini tetap aman dan kondusif. Eldin mengingatkan, siapa pun yang keluar sebagai pemenang dalam Pilpres 2014 harus diterima. Sebab, menentukan pilihan merupakan kebebasan individu masing-masing.


Sumber: (Harian Andalas - Tekkom)

No comments:

Post a Comment

Sesuai Peraturan Kapolri Nomor 7 Tahun 2008 tentang PEDOMAN DASAR STRATEGI DAN IMPLEMENTASI PEMOLISIAN MASYARAKAT DALAM PENYELENGGARAAN TUGAS POLRI.

Undang - undang No. 14 Tahun 2008 tentang KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK.

Menjalin Kemitraan (partnership and networking) adalah segala upaya membangun sinergi dengan potensi masyarakat yang meliputi komunikasi berbasis kepedulian, konsultasi, pemberian informasi dan berbagai kegiatan lainnya demi tercapainya tujuan masyarakat yang aman, tertib dan tenteram.

Silahkan sampaikan informasi, masukan, usul dan saran untuk mencapai citra Polri yang dicintai masyarakat.

Salam Persaudaraan!

Upacara "BUKADIK AK-49" Siswa Diktukba Polri Gel-II T.A. 2023

Hinai, Selasa (25/7/23).  Diktukba Polri merupakan tahap pendidikan dan latihan bagi calon Bintara Kepolisian yang telah melalui serangkaian...