Pada mulanya ditetapkan jatuh pada tanggal 1 April 1909. Tetapi tanggal ini
mendapat bantahan yang cukup keras dari kalangan pers dan beberapa orang ahli
sejarah karena itu, Walikota membentuk panitia sejarah hari jadi Kota Medan
untuk melakukan penelitian dan penyelidikan. Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No. 342 tanggal
25 Mei 1971 yang waktu itu dijabat oleh Drs. Sjoerkani dibentuklah Panitia
Peneliti Hari Jadi Kota Medan. Duduk sebagai Ketua adalah Prof. Mahadi, SH,
Sekretaris Syahruddin Siwan, MA, Anggotanya antara lain Ny. Mariam Darus, SH
dan T.Luckman, SH. Untuk lebih mengintensifkan kegiatan kepanitiaan ini dikeluarkan lagi Surat
Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Kotamadya Medan No.618 tanggal 28 Oktober
1971 tentang Pembentukan Panitia Penyusun Sejarah Kota Medan dengan Ketuanya
Prof.Mahadi, SH, Sekretaris Syahruddin Siwan, MA dan Anggotanya H. Mohammad
Said, Dada Meuraxa, Letkol. Nas Sebayang, Nasir Tim Sutannaga, M.Solly Lubis,
SH, Drs.Payung Bangun, MA dan R. Muslim Akbar.
DPRD Medan sepenuhnya mendukung kegiatan kepanitiaan ini sehingga merekapun
membentuk Pansus yang diketuai M.A. Harahap, dengan Anggotanya antara lain
Drs.M.Hasan Ginting, Ny. Djanius Djamin, SH, Badar Kamil, BA dan Mas Sutarjo. Dengan berbagai persidangan dan perjalanan panjang menetapkan bahwa
perkampungan yang didirikan oleh Guru Patimpus (nenek moyang Datuk hamparan
Perak) tanggal 1 Juli 1590 diusulkan kepada Walikota Medan untuk dijadikan
sebagai hari jadi Medan dalam bentuk perkampungan yang kemudian dibawa ke
Sidang DPRD Tk.II Medan untuk disahkan. Berdasarkan Sidang DPRD tanggal 10
Januari 1973 ditetapkan bahwa usul tersebut dapat disempurnakan.
Sesuai dengan hal itu oleh Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Medan
mengeluarkan Surat Keputusan No.74 tanggal 14 Februari 1973 agar Panitia
Penyusun Sejarah Kota Medan melanjutkan kegiatannya untuk mendapatkan hasil
yang lebih sempurna. Berdasarkan perumusan yang dilakukan oleh Pansus Hari Jadi
Kota Medan yang diketuai oleh M.A.Harahap bulan Maret 1975 bahwa tanggal 1 Juli
1590 merupakan hari jadi kota Medan dan sebagai landasannya adalah didirikannya
Si Sepuluh Dua Kuta di Areal Medan.
Secara resmi Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Tk.II Medan menetapkan tanggal
1 Juli 1590 sebagai Hari Jadi Kota Medan dan mencabut Hari Ulang Tahun Kota
Medan yang diperingati tanggal 1 April setiap tahunnya pada waktu-waktu
sebelumnya.
Sumber Berita: www.pemkomedan.go.id
LARI 10K dan GERAK JALAN MERIAHKAN HARI JADI KOTA MEDAN.
Kegiatan acara kali ini dibuka oleh Plt Wali Kota Medan Dzulmi Eldin melepas 303 atlet yang akan mengikuti
Pekan Olarharaga Wilayah Sumatera Utara (Porwilsu) 2014 dari halaman Balai Kota
Medan, Minggu (27/4). Seluruh atlet diharapkan dapat tampil maksimal dan
menunjukkan performa terbaiknya sehingga dapat lolos ke tahan selanjutnya yaitu
Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Utara (Porprovsu) dan akhirnya berlaga di
Pekan Olahraga Nasional (PON) Jabar tahun 2016 mendatang.
Plt Ketua KONI Medan Eddy H Sibarani, mengatakan seluruh atlet yang
tergabung dalam kontingen Kota Medan telah siap sepenuhnya menghadapi Porwilsu
tahun 2014. Selain melakukan training centre (tc) berjalan, beberapa cabang
olahraga (cabor) juga telah melakukan sejumlah try out. Target yang dibebankan
sama ketika mengikuti Porwil tahun 2010 yaitu memperoleh juara
sebanyak-banyaknya, sebab dalam Porwilsu tidak ada istilah juara umum.
Pada kategori putra, Jauhari Johan yang tercatat sebagai pelari Sumatera
Selatan, menempati posisi teratas dengan
catatan waktu 31 menit dan 19.13 detik. Pelari terbaik Indonesia di 10.000
meter itu mempertahankan performanya sejak start dan mampu mengatasi para
pesaingnya. Namun pelari tuan rumah tak kalah bersaing. Atlet binaan KONI Medan yang
berasal dari Arhanud 11 Kodam I/BB, Udin
Akbar, tampil bagus dengan menempati posisi kedua. Ia menorehkan catatan waktu
yang tak begitu jauh 31 menit dan 27.88
detik. "Saya di sekitar kilometer ke delapan dilewati oleh Jauhari,"
ungkap Udin setelah mencapai finish. Pelari nasional lainnya dari Bangka Belitung, Yahuza, juga gagal tampil
bagus. Ia hanya menempati posisi keempat dengan waktu 32 menit, 33.06 detik,
kalah dari Hamdan (Sumbar) yang mencatat waktu 31 menit, 33.91 detik. Posisi 5
hingga 10 ditempati para atlet Sumatera Utara.
Pada kategori putri, Rini Budiarti dari DKI Jakarta juga tampil
mengesankan. Pelari spesialis jarak menengah dan peraih emas staple chase
(halang rintang) 3.000m SEA Games Myanmar 2013 lalu itu berhasil
menorehkan catatan waktu terbaik 36
menit, 05.40 detik. Ia mengalahkan pelari Kaltim, Ferly Marince Subnafeu yang
harus puas di posisi kedua dengan 37 menit, 48.03 detik. Pelari Sumut asal Tapsel Nyai Prima Agita berada di posisi ketiga dengan
waktu 39 menit 07.92 detik dan Romaidah (Sumut) di posisi keempat dengan waktu
39 menit 37.60 detik. Pelari Sumbar, Yulianti Utari ada di posisi kelima dengan
40 menit 36.56 detik.
Panitia menyediakan hadiah uang tunai senilai Rp20 juta bagi juara 10k
putra dan putri. Posisi kedua Rp10 juta,
ketiga Rp5 juta, Keempat Rp2,5 juta dan kelima Rp2 juta. Juga ada hadiah
6 hingga 10 mendapatkan Rp500.000. Pada kategori pelajar putra, Lourenzo Aditya Sinaga (SMK Dr Sjahrir
Medan), Jupen Sembiring (SMA Masehi DS) dan M Basyir Harahap (SMAN 7 Binjai)
merebut posisi pertama hingga ketiga dengan waktu rata-rata di bawah 19 menit. Sementara di bagian putri, Irma Br Tarigan dan SMP Santa Maria Deliserdang
melejit dengan waktu 22 menit 00.56
detik. Ia mengalahkan Ina Lidia (SMP 37 Medan) dan Wahyu Jatiah (SMK Putra Anda
Binjai) yang berada di posisi kedua dan ketiga. Yang jadi sorotan. atlet binaan
PPLP Sumut gagal bersaing untuk merebut posisi teratas. Hadiah bagi juara pelajar masing-masing Rp5 juta. Posisi kedua Rp3 juta,
ketiga Rp2,5 juta, keempat Rp2 juta dan kelima Rp1 juta. Panitia juga
menyediakan hadiah uang tunai bagi pemenang keenam hingga 15.
PERSONIL SAT BRIMOB POLDA SUMUT JUARA DUA LOMBA GERAK JALAN
Wakil Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi yang hadir bersama Sekdaprovsu
HM Nurdin dan jajarannya mengaku bangga dengan penyelenggaraan even olahraga
pada HUT ke-66 Pemprovsu ini. Ajang lomba 10K cukup bagus dengan hadirnya para
pelari nasional. "Semoga ini bisa memacu semangat para pelari Sumut untuk berprestasi
dan bersaing dengan pelari-pelari nasional. Dan saya lihat mereka mampu,"
ungkap mantan Bupati Serdang Bedagai yang juga Ketua PTMSI Sumut itu.
Selain Lomba 10 dan 5 K yang dilepas secara simbolis oleh Sekdaprovsu HM
Nurdin, berbagai agenda lainnya juga cukup semarak. Kegiatan yang dipimpin
Kadisporasu Ir Khairul Anwar MSi ini berlangsung cukup meriah dan mendapat
antusiasme masyarakat. Ribuan orang mengikuti lomba gerak jalan beregu dari kategori
pelajar, instansi (termasuk TNI-Polri) hingga kategori umum. Ada juga gerak
jalan sehat dan sepeda sehat. Masyarakat juga antusias menanti ratusan hadiah
lucky draw berupa sepeda, TV, kompor gas, dispenser hingga kulkas.
Untuk kategori Gerak jalan beregu TNI - Polri, Sat Brimob mendapat juara
dua yang dipimpin oleh Ipda. Joko Siswoyo, S.H (Panit Gegana Sat Brimob Polda
Sumut) yang berangotakan 10 personil (Brigadir dan Tamtama) Gegana Sat Brimob
Polda Sumut. Sementara Kasat Brimob Polda Sumut Kombes Pol. Nirboyo, Sik, dilain
tempat menyampaikan apresiasi dan kebanggaannya dengan peringkat juara
tersebut, “ini adalah bentuk motivasi dan kebanggaan bagi personil dan Satuan
Brimob dalam rangka peningkatan jalinan Kemitraan dengan masyarakat.” Ujarnya
(Tekkom)