HUT BRIMOB DIWARNAI DENGAN
ATRAKSI DAN SERAGAM LORENG
Kapolda
Sumut Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo sebagai Irup dalam pelaksanaan Upacara dan perayaan
serta syukuran HUT Korps Brimob Polri ke-69, Mako Sat Brimob di jl. KH. Wahid
Hasyim Medan yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 14 Nopember 2014.
HUT Korps Brimob tahun ini
mengambil tema "Korbrimob Polri siap melaksanakan sinergitas Polisional
proaktif dalam rangka menanggulangi gangguan Kamtibmas bekadar tinggi guna
terpeliharanya Kamdagri yang Kondusif".
Perayaan HUT kali ini
diwarnai oleh atraksi - atraksi yang menegangkan, yaitu Peragaan Terjun payung
yang diperagakan oleh 5 orang anggota Sat Brimob Polda Sumut yang dipimpin oleh
Kasat Brimob Polda Sumut Kombes Pol. Nirboyo, S.ik yang turut serta dalam aksi
peragaan tersebut.
Selain itu beliau ikut juga melakukan
aksi mematahkan besi (Dragon) dengan tangan kosong bersama Kaden C Sat Brimob
Polda Sumut AKBP Adarma Sinaga, M.Hum pada saat Peragaan Silat Merpati Putih yang
ditampilkan juga di lapangan Makosat.
Setelah aksi terjun payung,
atraksi seni bela diri Tarung Derajat, Kungfu Naga Sakti dan Silat Merpati
Putih. pasukan peragaan Sat Brimob Polda Sumut yang mengendarai kendaraan
lapangan “SAGWAY” ini juga menampilkan kemahirannya dalam memperagakan Tembak
Kepercayaan. Peragaan yang penuh dengan ketegangan ini dilakukan oleh Personil
gabungan yang telah diseleksi sebagai penembak kepercayaan (Sniper) dan Regu
Sniper tersebut didominasi oleh personil Den Gegana Sat Brimob Polda Sumut
dibawah pengawasan Kordinator latihan AKP Endra Budianto.
Dalam kegiatan perayaan HUT
ke-69 ini seluruh peserta menggunakan pakaian PDL Loreng Pelopor, yang sudah
dishahkan oleh Kapolri. dalam amanat Kapolri yang dibacakan oleh Kapolda Sumut
Irjen Pol Eko Hadi Sutedjo mengingatkan apa yang menjadi arahan Kapolri bahwa
"Berdasarkan keputusan Kapolri, bahwa penggunaan PDL bermotif loreng
secara resmi digunakan kembali, yang selama ini tidak pernah atau jarang
digunakan," ujarnya.
Pakaian dinas PDL lapangan
bermotif loreng ini sebenarnya bukan hal yang baru. Seragam loreng ini terakhir
digunakan tahun 1998. Penggunaan kembali seragam loreng ini untuk mengenang
kembali sejarah perjuangan pasukan Brimob dalam perjuangan Indonesia. Selain
itu, seragam ini juga digunakan untuk pelaksanaan tugas dalam penugasan –
penugasan khusus di medan-medan sulit seperti hutan dan pegunungan. Kapolri
berpesan agar seluruh anggota dapat menjaga dengan baik seragamnya dan
mewanti-wanti untuk tidak
menyalahgunakannya dengan melakukan perbuatan yang dapat merugikan kesatuan.
"Kebijakan ini semoga dapat semakin tingkatkan solidaritas Polri, sebagai
integral Polri. Jaga seragam yang saudara kenakan. Jangan salah gunakan untuk
lakukan perbuatan yang dapat menurunkan harkat dan martabat korps Brimob Polri,"
ujarnya.
"Kita sadari bersama,
ke depan tantangan tugas yang akan kita hadapi tidak lah ringan. Kejahatan
dengan berbagai modus operandi karena kemajuan pengetahuan dan teknologi. Di
sisi lain, masyarakat yang cerdas dan kritis, mengharapkan Polri kerja
profesional. Tak hanya penegakan hukum, tapi melakukan preventif dan
preemtif," tambah Kapolri dalam pidato sambutannya yang dibacakan oleh
Kapolda Sumut.
JANGAN SALAHGUNAKAN LORENG
Terkait Korps Brimob Polri
yang mengenakan seragam loreng saat memperingati HUT ke-69 kesatuan itu,
Kapolri Jenderal Sutarman berpesan agar motif dari seragam ini jangan sampai
disalahgunakan oleh personel Brimob.
Kapolri yang juga tampil
dengan seragam baru tersebut menjelaskan, baju PDL lapangan bermotif loreng ini
sebenarnya bukan hal yang baru. Seragam ini sudah pernah digunakan dulu kala.
“Berdasarkan keputusan Kapolri, penggunaan pakaian dinas lapangan PDL bermotif
loreng secara resmi digunakan kembali yang selama ini tak dilaksnakan,”
ujarnya.
Penggunaan kembali seragam
loreng ini untuk nilai sejarah perjuangan pasukan Brimob dalam perjuangan
Indonesia. Selain itu, seragam ini juga digunakan untuk bertugas dalam
medan-medan sulit seperti hutan. “Hal ini untuk historis sejarah perjuangan
Brimob Polri. Khususnya pengamanan khusus di wilayah seperti hutan, seperti
hutan di Poso yang menjadikan korban anggota kita. Seragam ini diharapkan mampu
mendorong dan memberikan motivasi pasukan Brimob dalam tugas,” ujarnya.
Kapolri berpesan seluruh
anggota dapat menjaga dengan baik seragamnya dan mewanti-wanti untuk tidak
menyalahgunakan seragam untuk melakukan perbuatan yang dapat merugikan
kesatuan. “Kebijakan ini semoga dapat semakin tingkatkan solidaritas Polri,
sebagai integral Polri. Jaga seragam yang saudara kenakan, jangan salahgunakan
untuk lakukan perbuatan yang dapat menurunkan harkat dan martabat korps Brimob
Polri,” tuturnya.
ARAHAN KAPOLDA SUMUT
"Brimob
disiapkan untuk menjamin keamanan dan ketertiban di Sumut. Bukan itu saja,
Brimob juga disiapkan menghadapi kejahatan berintensitas tinggi seperti
anarkisme, terorisme, sabotase dan radikalisme agar tidak berkembang di
Sumut,"jelasnya.
Lebih
lanjut, Korps Brimob juga dituntut untuk memahami tugas dan perannya secara
mendalam. Dengan fokus melaksanakan tugas pokoknya secara lebih baik yang
diarahkan pada penanggulangan Kamtibmas berintensitas tinggi.
"Tingkatkan
terus tujuh kemampuan Brimob sehingga secara simultan dapat mendukung
pelaksanaan fungsi kepolisian dalam menjaga kondusifitas Kamtibmas di seluruh
wilayah tanah air,"terangnya.
Peningkatan
kemampuan Brimob, kata
Kapoldasu, membutuhkan sumber daya manusia berkualitas
yang memiliki keterampilan memadai. Untuk itu, dibutuhkan latihan secara
intensif agar kemampuan satuan tetap terpelihara. "Bangun keahlian perorangan
serta kuasai peralatan khusus yang dimiliki dan manfaatkan penggunaan sarana
dan prasarana yang ada secara maksimal,"urainya.
Bahwa
mulai saat ini, Brimob secara resmi memberlakukan penggunaan pakaian dinas
lapangan (PDL) baru bermotif loreng berdasarkan Kep Kapolri Nomor
KEP/781/IX/2014 tertanggal 30 September 2014. Hal ini kata Kapolda,
dilaksanakan untuk mempertahankan nilai-nilai historis dan kesakralan PDL
loreng Brimob.
"Pemanfaatannya
dinilai efektif untuk mendorong pelaksanaan tugas pada situasi tertentu,
khususnya menghadapi gangguan Kamtibmas berkadar tinggi yang secara spesifik
dapat terjadi di wilayah hutan dan pegunungan," ucapnya.
Kapolda
juga menambahkan, sebagai langkah mengantisipasi unjuk rasa yang berkembang
pada tindak anarkisme jelang kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), pasukan
Brimob akan disiagakan sebagai kekuatan pelapis.
Ia
juga memberikan apresiasi positif kepada masyarakat yang ikut mengendalikan
keamanan bersama personel Brimob terkait bentrok yang baru-baru ini terjadi di
USU. Ini merupakan bukti bahwa sinergitas antara masyarakat dengan Brimob dalam
menjaga kondusifitas sudah terjalin dengan baik.
Kemudian
sebelum acara Hiburan dan makan siang bersama dimulai, acara syukuran dan
pemotongan tumpeng dilaksanakan yang dilanjutkan dengan pemberian piagam
penghargaan oleh Kapolda Sumut kepada personil Sat Brimob Polda Sumut yang
berprestasi serta berfoto bersama, diakhir rangkaian acara syukuran kegiatanpun
ditutup dengan doa bersama.
(TEKKOM)