Sebanyak 2500 kaum ibu dari Kesatuan
Bhayangkari Polda Sumut menari Tor-tor untuk memecahkan rekor Museum Rekor
Indonesia (MURI), Sabtu (21/9) pagi di Lapangan Merdeka, Medan. Kegiatan
tersebut dalam rangka memeriahkan HUT ke-60 Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari
(HKGB).
"Penari yang kita hadirkan
sekira 2500 orang dalam upaya memecahkan rekor MURI. Memang beberapa event
dengan jumlah penari yang sama pernah dilaksanakan. Namun, kali ini seluruhnya
berasal dari kaum ibu," ujar Ketua Pengurus Daerah Bhayangkari Polda Sumut,
Ibu Mutiara Sitepu di sela-sela kegiatan. Dikatakan Ibu Mutiara, kegiatan ini merupakan upaya mengangkat kebudayaan di
Sumut, khususnya Tor-tor dari Budaya Batak. Sebab, beberapa waktu lalu Tortor
sempat diklaim sebagai tarian negara tetangga.
Menurutnya, mereka sengaja memilih kebudayaan Tor-tor dan dimulai dari kaum
ibu. Sebab pendidikan anak-anak berawal dari ibu. Kita bisa lihat saat ini,
sangat banyak kebudayaan asing yang digemari kaum remaja dan sengaja dibuat
tarian Tor-tor agar semakin dikenal dan dicintai generasi muda.
Sementara, Kapolda Sumut yang juga pembina PD Bhayangkari Irjen Pol Drs. Wisjnu
Amat Sastro didampingi Waka Polda Brigjen Drs. Cornelis Hutagaol menambahkan,
menurut sejarah, Tor-tor yang juga salahsatu tarian dari Batak sudah ada sejak
abad ke-13. Dengan demikian, Kita harus bangga dan bersyukur sebab Indonesia
sangat kaya suku dan budaya. Terlebih sebagai warga Sumut yang dikenal sebagai
miniatur Indonesia.
"Penting bagi kita untuk menjaga dan melestarikan kebudayaan sehingga
tidak direbut negara lain seperti upaya yang sempat terjadi sebelumnya dalam
kasus Tarian Tor-tor dan Gondang Sembilan yang sempat diklaim negara
tetangga," jelasnya.
Menjaga kelestarikan budaya lokal dengan sebaik-baiknya, tambah Kapolda, juga
bisa memperkokoh budaya bangsa. Keanekaragaman budaya bisa jadi aset, karena
setiap daerah berbeda dan memiliki ciri khas masing-masing.
"Karena mempertahankan budaya akan menjadi kekuatan yang memperkokoh
ketahanan berbangsa di mata internasional. Kalau kita lemah dalam hal ini maka
hal tersebut dapat mengikis nilai-nilai budaya yang ada”.
Dengan demikian, kegiatan seperti ini akan bermanfaat bagi ketahanan berbangsa
dan bernegara. Selain itu, tentu saja juga dapat menarik perhatian para turis
di dalam maupun di luar negeri," jelasnya.
Sedangkan Walikota Medan yang diwakili Sekda Syaiful Bahri menegaskan, pihaknya
mendukung kegiatan yang dilaksanakan ibu-ibu Bhayangkari ini.
"Sebab, peran istri sangat besar untuk tetap menjaga keluarga serta
hubungan ke masyarakat. Fungsi ini patut kita banggakan," ujarnya.
Disebutkan, dukungan ibu-ibu Bhayangkari terhadap pembangunan Kota Medan juga
harus diacungi jempol. Apalagi, beberapa kegiatan sosial juga dilaksanakan guna
memberdayakan masyarakat.
Di akhir acara, Kapolda, Waka Polda, Ketua DPRD, Sekda Medan dan pejabat utama
Polda Sumut lain juga turut manortor bersama sehingga semakin memeriahkan
suasana. (dikutip dari harian analisa)
bisa kirimkan ke email gambar ibu kapolda dan wakapolda pak... trims atas bantuannya lantas_sergai@yahoo.com
ReplyDeletetrmksh,,,, sdh kami kirim :)
Delete